PENDIDIKAN
KESEHATAN SEKOLAH
SEHAT
SECARA JASMANI, ROHANI DAN SOSIAL
I.PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Pendidikan kesehatan sekolah adalah suatu proses pelayanan kesehatan
disekolah melalui pendidikan. Pendidikan kesehatan itu sendiri adalah suatu
proses bimbingan kesehatan.Tujuan umum pendidikan kesehatan sekolah adalah
meningkatkan kemampuan hidup sehat.Dan tujuan khusus dari pendidikan kesehatan
sekolah itu adalah yang pertama agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap
dan keterampilan untuk berperilaku hidup sehat, yang kedua adalah agar peserta
didik sehat rohani, jasmani dan sosialnya,yang ketiga adalah agar peserta didik
memiliki daya tangkal terhadap pengaruh lingkungan buruk.
II. PEMBAHASAN
A. Sehat jasmani
Adapun pengertian kesehatan jasmani menurut beberapa
ahli yaitu :
a) Sadoso
Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa
lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. dengan kata
lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik
walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang,
tidak akan dapat melakukannya.
b) Agus
Mukhlolid, M.Pd (2004 : 3) menyatakan bahwa Kesegaran Jasmani adalah
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi
daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
c)
Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kesegaran jasmani adalah
kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi
terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah
berlebihan.
d)
Suratman (1975) kesegaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari
kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang
untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan
atau stres fisik yang layak.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, kesehatan
jasmani adalah keadaan yang bugar dari tubuh/ fisik kita yang memberikan
kemampuan untuk menjalani segala
aktifitas sehari-hari, tanpa rasa lelah
yang berarti , sekalipun dalam kesibukan yang padat.
B. Sehat rohani
istilah "KESEHATAN MENTAL" di ambil dari
konsep mental hygiene. Kata mental di ambil dari bahasa Yunani, pengertiannya
sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.
Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang
dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo
& Latipun,2001:21).
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa:
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.
Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa:
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.
C. Sehat Sosial
Apalah artinya badan sehat, segala kebutuhan terpenuhi
tetapi tidak mempunyai teman untuk diajak bicara. Bukankah berbicara itu
merupakan kebutuhan batin seseorang dalam mengungkapkan perasaan, baik suka
maupun duka? Alangkah malangnya seseorang bila segalanya dikerjakan sendiri.
Dalam hal-hal tertentu memang selayaknya sebuah pekerjaan dilakukan sendiri
tetapi dalam hidup bermasyarakat sulit rasanya dan memang kita tidak mungkin
menghindari begitu saja. Sebab pada hakekatnya kita ini di samping makhluk individu
sekaligus makhluk sosial. Jadi untuk bisa
dianggap sehat secara sosial kita harus pandai-pandai beradaptasi dengan
lingkungan dimana kita berada. Karena merasa paling mampu dan berkuasa
misalnya, maka kita memperlakukan seseorang sewenang-wenang. Atau merasa malu
bila disapa teman yang kebetulan status sosialnya jauh di bawah kita. Dan masih
banyak lagi contoh-contoh lain. Itulah gambaran sederhana seseorang yang
dikatakan kurang atau tidak sehat secara sosial.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang baru
dikatakan menjalankan hidup sehat jika ia memenuhi ketiga syarat di atas, yaitu
sehat secara jasmani, mental dan sosial.
III.
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah kesehatan jasmani, rohani
dan sosial saling terkait. Sekarang tergantung dari pribadi setiap individu.
Apakah mereka hanya memikirkan jasmani saja, atau menyeimbangkan ketiganya.
Karena orang dikatakan sejahtera/ benar-benar sehat apabila kesehatan jasmani,
rohani dan sosialnya dalam dirinya seimbang.
IV.
SARAN
Saran
yang dapat disampaikan dari pembahasan tersebut adalah dalam menjalani hidup
kita harus berusaha, bukan hanya untuk jasmani kita , tapi juga untuk kesehatan
rohani dan juga sosialnya. Kesehatan rohani dapat dicapai dengan selalu
menjalani hidup dengan penuh usaha,
syukur dan ikhlas, kesehatan social bisa di dapat ketika mau
berinteraksi dengan orang lain baik di lingkungan formal maupun non formal.
Dengan begitu, mudah-mudahan kita bisa menjalani hidup dan segala cobaan dengan
baik. Sehingga, kita bisa mencapai kebahagiaan baik jasmani, rohani maupun social.