Sekelumit Kisah Tentang Manusia Pembelajar
Baiklah, benar nama saya Nur Muhamad Tahajudin. Berasal dari keluarga berdarah jawa tulen, Asli dari kabupaten semarang Hasil perkawinan dari 2 kabupaten semarang dan kabupaten Kendal.
Allah lahirkan melalui rahim seorang perempuan mulia, Siti Arofah namanya, pada tanggal 24 juli 1994. Lahir di rumah sendiri melalui bidan desa sekitar jam 01.00 malam waktunya shalat tahajud dan ahirnya saya di beri nama tahajudin iya mungkin filosofinya seperti itu , gemuruh tangis saya dimulai ketika sudah lahir di dunia yg fana ini yang sudah melalui perjanjian dg sang pencipta yang memberi nyawa sebelumnya saat masih di kandungan.
Sebagaimana anak yang lain, saya pun berkembang. Melihat, kemudian mencoba meniru, kemudian bisa. Hidup di daerah dataran tinggi di kabupaten semarang di balik gunung ungaran tepatnya desa losari yang masih asri dan segar cuacanya dengan pemukiman penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang . Salah satunya ibu saya yang berprofesi sebagai pedagang sayur pedagang turun temurun dari jaman mbah saya sampai ibu saya, berbeda dengan bapak saya yang berprofesi sebagai peternak ayam potong usaha dari keluarga bapak 3 bersaudara laki-laki semua dan sebagai peternak ayam.
Begitupun pendidikan, saya sama dengan anak yang lain. Mulai TK, MI, MTS,SMK hingga kuliah. Tempat sekolah TK Nuril Huda berada di desa saya, saya tergolong anak yang bandel tetapi aktif di kelas suatu ketika karena saking bandelnya di marahin sama gurunya malah mengumpat di celananya gurunya yang pakai rok. ya anak kecil maklumlah. hehe
Beranjak SD /MI, saya ikut pendidikan di MI Nuril Huda yang masih satu desa dengan saya letak sekolahannya. Seperti halnya anak yang lainya belajar tumbuh dan berkembang seperti halnya anak yang lainnya yang tidak terlalu pintar dan tidak terlalu bodo. yang sukanya kalau di kelas di tunjuk sebagai ketua kelas atau sie keamanan mungkin badan saya yang besar dan yang sering ribut sendiri di kelas. meskipun bandel pernah ada suatu kejadian ada suntik cacar dari pihak puskesmas saya pun mengajak bolos degan teman saya karena takut kalau di suntik. meskipun bandel pernah saat itu sudah kelas 6 ada pemeriksaan kuku dan kebetulan kuku tangan saya panjang dan di potong sama gurunya saya pun secara tidak langsung menangis dan di ejek sama teman - teman katanya “ wes gede kok nangis” . hehe
Setelah lulus MI saya melanjudkan sekolah lagi di MTS Nuril huda yang masih satu yayasan dari Nahdatul ulama dan terletak masih satu desa seperti halnya teman-teman yang lain. Teman – teman satu grombolan dari Mi ikut masuk bareng daftar di MTS kehidupannya masih sama terletak di desa sendiri tetapi teman sudah mulai bertambah dari berbagai desa tetangga banyak yang ikut sekolah di MTS pengalaman pun bertambah. Di MTS aktif ikuta kegiatan pramuka, Pecinta Alam dan extrakulikuler olahraga.
Di bidang olahraga pernah mewakili ikut lomba Tenis meja tingkat kabupaten meskipun kalah. Dan pernah suatu ketika ada agenda pecinta alam dan agendanya mau ngecam di suatu tempat di bukit yang tidak jauh dari sekolah, dan persiapan pun saya sudah lakukan menyediakan bekal 2 sarimi, satu botol air minum, pakaian penghangat dan uang 5.000 saat itu tahun 2008.
Namun agendanya di rubah secara tiba-tiba oleh kakak Pembina di ubah muncak ke gunung ungaran mau tidak mau iya tetap ikut karena sudah persiapan meskipun persiapannya minim sekali dan itu ahirnya menjadi pengalaman muncak pertama dan pengalaman sangat kelaparan coba bayangkan persiapannya spt itu. hehe
Selepas MTS saya masuk di sekolah SMK Muhammadiyah sumowono yang masih satu kecamatan. 2 yayasan yang berbeda beralmamater TK.MI.MTS . di yayasan NU dan SMK di yayasan Muhammadiyah. Di situ saya mengambil di jurusan Tehnik Otomotif. Aktif juga di organisasi OSIS bagian sie agama saat itu belum terbentuk rohis . iya kegiatannya mengajak siswa untuk sholat dhuha dan berjamaah di masjid dan mengadakan acara acara keislaman. masih sama dari MI.MTS dan SMK sering di jadikan ketua kelas meskipun kalau di kelas sebenarnya bandel tdk bisa di buat panutan iya apalagi karakteristiknya anak otomotif satu kelas laki-laki semua iya begitulah kondisinya,. paling suka dulu kalau pelajaran kemuhamadiyahan pasti berdebat dengan gurunya masalah sholat terutama mengapa bacaan basmalah, qunut dan puasa ramadhan. iya mungkin karena didikan saya NU dan belum paham dg hal itu, meskipun masalah seperti itu dahulu belum paham. seiring berjalannya waktu tiba saatnya untuk wisuda smk dengan senang hatinya masa-masa putih abu-abu sudah selesai berlanjud ke kehidupan yang baru kehidupan yang nyata.
Iya saat itulah saya bingung mau ngapain setelah lulus. iya sebenarnya SMK cocok langsung di dunia kerja tetapi kerja juga mau kerja apa dan lapangan pekerjaan masih sedikit. Mainsaid berfikir untuk kuliahpun tidak ada di benak saya saat itu inginnya langsung kerja dapat uang, Tetapi saran dr orang tua kalau missal mau bekerja ya cari yang layak dan berguna bagi sesama. seperti halnya doa saat saya lahir “semoga menjadi anak yang soleh dan berguna bagi agama keluarga dan bangsa, serta ikut andil dalam negara itulah salah satu filosofi hidup saya sampai saat ini.sejak itulah mulai berfikir dan ahirnya di suruh mendaftar polisi dan saya mencoba untuk mendaftar yang pertama dan gagal karena kurang persiapan dan mencoba daftar kembali ke 2 kalinya di tahun berikutnya dan gagal lagi meskipun segala upaya sudah di persiapkan.
Saat itu penyemangat diri hanya bisa berserah kepada ilahi sambil memotifasi diri . Dan saya yakin Allah pasti mempunyai rencana yang lebih indah dalam hidupku.
Setelah itu sempat berhenti satu tahun dan mendaftar di UNNES ambil jurusan Pendidikan olahraga. Di situlah rencana Allah lebih indah tidak jadi polisi. Dan apa yang terjadi di bangku perkuliahan sungguh luar biasa rencana Allah dunia yang tidak pernah saya bayangkan di situ saya banyak mendapatkan pembelajaran.
Saat ini masih aktif kuliah dan aktif organisasi.
Karena selamanya hidup kita belajar.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar